Identifikasi Potensi Simbiosis
di Lingkungan Sekitar
1. Lokasi Pengamatan
Pengamatan dilakukan di Kantin Kampus, yang terdiri dari beberapa tenant makanan dan minuman seperti warung nasi, kedai kopi, dan penjual makanan ringan. Aktivitas operasional berlangsung setiap hari dan menghasilkan berbagai jenis limbah organik maupun non-organik.
(Foto situasi kantin dapat dilampirkan pada bagian ini)
2. Identifikasi Masalah Limbah
Berdasarkan hasil observasi, limbah yang paling banyak menumpuk dan belum terkelola dengan baik adalah limbah organik dari sisa makanan dan ampas minuman. Limbah tersebut umumnya langsung dibuang ke tempat sampah umum tanpa pemilahan, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan potensi pencemaran lingkungan.
3. Inventarisasi Limbah (Resource Mapping)
| Jenis Limbah | Sumber | Perkiraan Volume | Kondisi Saat Ini |
|---|---|---|---|
| Sisa makanan (nasi & lauk) | Tenant makanan | ±15 kg/hari | Dibuang ke tempat sampah umum |
| Ampas kopi | Kedai kopi kantin | ±8–10 kg/hari | Dibiarkan basah dan dibuang |
| Air buangan AC | Gedung sekitar kantin | ±100 liter/hari | Dialirkan ke selokan |
4. Perancangan Simbiosis Sederhana
Berdasarkan jenis dan karakteristik limbah yang ditemukan, berikut adalah rancangan simbiosis sederhana yang berpotensi diterapkan di lingkungan kampus:
Diagram Alur Simbiosis:
- Sisa makanan kantin → Peternakan maggot (BSF) → maggot digunakan sebagai pakan ikan atau unggas
- Ampas kopi → Kebun kampus / komunitas jamur → media tanam jamur atau kompos bernutrisi tinggi
- Air buangan AC → Penyiraman tanaman kampus → penghematan air bersih
5. Manfaat Simbiosis
Jika konsep simbiosis ini diterapkan, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
- Mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke TPA
- Mencegah bau dan kondisi becek di area belakang kantin
- Menghemat biaya pengangkutan dan pengelolaan sampah
- Memberikan nilai ekonomi dari limbah yang sebelumnya tidak bernilai
Tugas Identifikasi Potensi Simbiosis – Skala Mikro (Lingkungan Sekitar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar