Studi Kasus: Unilever (Sektor Manufaktur - FMCG)
A. Profil Perusahaan dan Latar Belakang
Nama Perusahaan: Unilever
Sektor Industri: Manufaktur barang konsumsi cepat saji (Fast Moving Consumer Goods/FMCG)
Produk Utama: Produk makanan, minuman, perawatan rumah tangga dan personal care (misalnya Lifebuoy, Dove, Rinso, Sunsilk).
Unilever merupakan perusahaan multinasional yang beroperasi di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia melalui PT Unilever Indonesia Tbk. Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu pionir dalam penerapan Produksi Berkelanjutan melalui program Unilever Sustainable Living Plan (USLP) dan komitmen keberlanjutan jangka panjangnya.
Motivasi utama Unilever mengadopsi Produksi Berkelanjutan meliputi:
1. Tekanan konsumen terhadap produk ramah lingkungan,
2. Efisiensi biaya jangka panjang,
3. Kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,
4. Peningkatan citra merek dan daya saing global.
B. Strategi Keberlanjutan yang Digunakan
1. Transisi ke Energi Terbarukan dan Efisiensi Sumber Daya
Unilever menerapkan penggunaan energi terbarukan di fasilitas produksinya serta meningkatkan efisiensi energi dan air. Pabrik-pabrik Unilever secara bertahap beralih ke listrik dari sumber energi terbarukan dan mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi limbah.
Kaitan dengan SCP: Strategi ini mendukung Sustainable Production dengan mengurangi jejak lingkungan sepanjang proses produksi.
2. Penerapan Ekonomi Sirkular
Unilever mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular melalui:
• Pengurangan plastik murni (virgin plastic),
• Penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang,
• Program pengumpulan kembali kemasan (waste take-back).
Kaitan dengan SCP: Mendorong Sustainable Consumption dengan mengajak konsumen berpartisipasi dalam pengelolaan limbah dan siklus hidup produk.
C. Indikator Keberlanjutan (Triple Bottom Line)
1. Indikator Lingkungan (Planet)
• Pengurangan emisi karbon dari proses produksi melalui efisiensi energi.
• Penurunan konsumsi air per unit produksi dengan sistem daur ulang air.
• Komitmen zero waste to landfill di beberapa fasilitas produksi.
2. Indikator Ekonomi (Profit)
• Penghematan biaya operasional dari efisiensi energi dan air.
• Peningkatan penjualan produk “green product” yang memiliki nilai tambah di pasar.
• Penguatan loyalitas konsumen terhadap merek yang berkelanjutan.
3. Indikator Sosial (People)
• Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan tingkat kecelakaan kerja rendah
• Pelatihan berkelanjutan bagi karyawan terkait keselamatan dan keberlanjutan.
• Program pemberdayaan masyarakat dan UMKM lokal sebagai bagian dari rantai pasok.
D. Dampak dan Evaluasi Hasil
Dampak Positif
Implementasi Produksi Berkelanjutan di Unilever memberikan dampak signifikan dalam:
• Penurunan dampak lingkungan,
• Peningkatan kesejahteraan pekerja,
• Kesadaran konsumen terhadap konsumsi berkelanjutan.
Tantangan
Tantangan terbesar yang dihadapi Unilever adalah:
• Tingginya biaya awal investasi teknologi ramah lingkungan,
• Perubahan perilaku konsumen dalam pengelolaan limbah produk.
Evaluasi (Kesimpulan Mahasiswa)
Menurut penulis, strategi Produksi Berkelanjutan yang diterapkan Unilever sudah cukup efektif dan komprehensif karena mencakup aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial secara seimbang. Namun, keberlanjutan sejati masih memerlukan konsistensi jangka panjang serta kolaborasi aktif antara perusahaan, pemerintah, dan konsumen.
Daftar Pustaka
1. Unilever. Sustainability Report.
2. Unilever Official Website.
3. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar