Poster Circular Economy-Fashion and Tekstil
Kamis, 20 November 2025
Tugas Mandiri 09 - Analisis Desain Produk dengan Prinsip DfE
Analisis DfE Produk - Charger HP 20W
Nama Produk: Charger Hp (Adaptor+Kabel USB)
Fungsi Utama: Mengubah arus listrik AC menjadi DC untuk mengisi daya baterai Smartphone.
- Adaptor: Plastik ABS + komponen elektronik (PCB, tembaga, transformer).
- Kabel: Plastik PVC + tembaga.
- Konektor: Logam (aluminium/tembaga berlapis nikel).
- Plastik ABS sulit didaur ulang dan biasanya berakhir sebagai sampah elektronik.
- Komponen elektronik tercampur sehingga sulit dipisahkan saat proses daur ulang (PCB, resistor, kapasitor, coil).
- Kabel dilapisi PVC, yang mengandung klorin dan dapat menghasilkan limbah berbahaya saat dibakar.
- Umur pakai pendek, terutama pada bagian kabel yang mudah rusak atau putus.
- Tidak memiliki fitur perbaikan, sehingga jika satu bagian rusak, seluruh charger dibuang.
- Reduce: Penggunaan plastik ABS cukup banyak dan desain adaptor tebal → konsumsi material tinggi.
- Reuse: Tidak dapat diperbaiki/dirakit ulang → tidak mendukung penggunaan ulang.
- Recycle: Material campuran (plastik + logam + PCB) membuat produk sangat sulit didaur ulang.
- Recover: Limbah elektronik mengandung logam berharga, tetapi sulit diambil karena desain tertutup.
- Redesign: Desain saat ini belum modular → tidak sesuai prinsip desain berkelanjutan.
- Perbaikan 1: Buat charger dengan desain modular (bagian kabel bisa dilepas/ diganti tanpa membuang adaptor).
- Perbaikan 2: Ganti material casing dari plastik ABS ke plastik daur ulang (PCR plastic) atau bio-based polymer.
- Perbaikan 3: Tambahkan desain anti-tekuk pada kabel agar umur pakai lebih panjang.
Tugas Terstruktur 09 - Analisis Desain Produk dengan Prinsip DfE
Produk Yang dipilih: Botol Shampoo 300 ml
Analisis Desain Awal:
a. Fungsi Utama Produk
- Wadah untuk menyimpan cairan shampoo.
- Memudahkan konsumen menuangkan shampoo ketika digunakan.
- Melindungi isi dari kontaminasi, kebocoran, dan paparan udara.
b. Material yang Digunakan
- Botol utama: Plastik PET (Polyethylene Terephthalate).
- Tutup flip: Plastik PP (Polypropylene).
- Label stiker: Film plastik + tinta cetak.
- Isi produk: Shampoo berbahan surfaktan, pewangi, zat pengental, air.
c. Pengamatan Elemen Desain
- Bentuk: Silinder oval, leher sempit, tutup cukup tebal.
- Ukuran: 18 cm tinggi, kapasitas 300 ml.
- Warna: Botol berwarna biru/hijau solid, transparansi rendah.
- Desain: Banyak elemen dekoratif pada label, menggunakan tinta warna tebal.
- Komponen: Botol dan tutup tidak mudah dipisahkan oleh pengguna.
Identifikasi Masalah Lingkungan Sesuai Prinsip DfE:
a. Material
- PET dan PP adalah plastik yang bisa didaur ulang, namun warna gelap membuat daur ulang lebih sulit.
- Label menggunakan film plastik + tinta tebal → sulit dipisahkan saat proses recycling.
- Produk mengandung bahan kimia sintetis yang dapat mencemari air bila tidak diolah dengan benar.
b. Produksi
- Proses blow molding untuk botol PET membutuhkan energi cukup tinggi.
- Penggunaan pewarna solid pada botol menambah proses tambahan dalam manufaktur.
- Label multi-layer meningkatkan penggunaan material tambahan.
c. Penggunaan
- Botol tidak dirancang untuk refill, sehingga cenderung sekali pakai.
- Konsumen cenderung membuang botol sebelum benar-benar kosong karena bentuk bagian bawah menyisakan cairan.
d. Akhir Siklus Hidup
- Botol dan tutup berbeda material → harus dipisahkan untuk daur ulang, namun pengguna jarang melakukannya.
- Label plastik sulit dilepas dan mengganggu proses recycling.
- Warna gelap mengurangi nilai jual daur ulang.
- Gunakan Material Warna Transparan
- Ganti botol dari warna solid menjadi transparan bening.
- Mudah didaur ulang dan diterima lebih banyak fasilitas daur ulang.
- Konsumen bisa melihat sisa isi sehingga mengurangi pemborosan.
- Buat botol yang bisa diisi ulang (reusable) atau bentuk yang kompatibel dengan sistem isi ulang di minimarket/supermarket.
- Mengurangi konsumsi plastik per penggunaan.
- Memperpanjang umur pakai wadah.
- Gunakan label berbahan kertas yang mudah terlepas, atau sablon langsung pada botol (direct printing).
- Mengurangi limbah plastik.
- Mempermudah proses daur ulang sehingga botol bisa diproses tanpa pemisahan intensif.
Tugas Mandiri 07 - Merangkum Vidio LCIA & Interpretation
Rangkuman LCIA & Interpretation
Definisi LCIA dan Tujuannya:
- LCIA (Life Cycle Impact Assessment) merupakan tahap dalam ISO 14040 / ISO 14044 yang mengevaluasi potensi dampak lingkungan dari hasil inventaris (input/ output) suatu produk atau proses.
- Tujuannya adalah mengubah data inventaris (seperti energi, bahan baku, emisi) menjadi indikator-dampak seperti GWP, human toxicity, resource depletion, yang kemudian bisa digunakan untuk pengambilan keputusan lingkungan.
- Video menunjukkan bahwa dengan LCIA, perusahaan dan pembuat kebijakan bisa “melihat hotspot” dalam siklus hidup produk sehingga bisa menentukan prioritas aksi untuk reduksi dampak.
- Klasifikasi – Mengkaitkan input/output inventaris ke kategori dampak yang relevan (misalnya emisi CO₂ ke kategori GWP, emisi NOₓ ke kategori acidification).
- Karakterisasi – Mengkuantifikasi kontribusi input/output terhadap kategori dampak (contoh: 1 kg CH₄ = 25 kg CO₂-eq untuk GWP).
- Normalisasi – (opsional) Membandingkan hasil karakterisasi terhadap suatu referensi (misalnya rata-rata per kapita) agar angka lebih kontekstual.
- Weighting – (opsional) Memberi bobot relatif pada kategori dampak agar menghasilkan satu skor agregat atau prioritas berdasarkan nilai sosial/ekonomi.
- Video EcoEdu.id menekankan klasifikasi dan karakterisasi sebagai bagian inti yang wajib, sedangkan normalisasi dan weighting bisa dilakukan tergantung tujuan studi.
- Global Warming Potential (GWP): dampak akibat emisi gas rumah kaca (CO₂, CH₄, N₂O) yang menyebabkan pemanasan global.
- Human Toxicity: dampak pada kesehatan manusia dari paparan bahan kimia, emisi beracun, limbah air yang mengandung zat berbahaya.
- Resource Depletion: penipisan sumber daya alam tak terbarukan seperti minyak bumi, logam, batu bara, bahan plastik berbahan fosil.
- Video memberi contoh bahwa saat produksi plastik, emisi CO₂ dan penggunaan minyak bumi menjadi penting untuk GWP dan resource depletion.
- Identifikasi isu signifikan: melihat kategori dampak mana yang dominan, data mana yang paling berpengaruh (contoh: energi listrik atau transportasi) → video menyebut “you need to know where the biggest emissions come from” (kutipan bebas).
- Evaluasi konsistensi & kelengkapan: memeriksa apakah data yang digunakan cukup representatif, apakah batas sistem logis, apakah asumsi dibuat dengan benar.
- Penarikan kesimpulan & rekomendasi: berdasarkan hasil LCIA, menyarankan tindakan seperti mengganti bahan, mengurangi energi, memilih transportasi lebih efisien. Video menekankan bahwa “just because one value is lower than another doesn’t automatically mean that alternative is better” — artinya interpretasi harus kritis dan kontekstual.
- Hasil interpretasi digunakan untuk pengambilan keputusan: misalnya desain ulang produk, memilih supplier yang lebih ramah lingkungan, atau komunikasi keberlanjutan kepada stakeholder.
Tugas Terstruktur 07 - Penilaian Dampak Lingkungan Berdasarkan Hasil LCI
Dampak Lingkungan Berdasarkan Hasil LCI
1. Identifikasi 3 Kategori Kampak Lingkungan (LCIA)
Kategori yang dipilih:
1. Global Warming Potential (GWP)
2. Human Toxicity
3. Resource Depletion
2 & 3. Analisis Dampak Perkategori
| Kategori Dampak | Data Input Terkait | Potensi Dampak Lingkungan |
|---|---|---|
| Global Warming Potential (GWP) | - Konsumsi listrik pada manufaktur - Bahan bakar kendaraan distribusi - Produksi bahan kimia surfaktan |
- Emisi CO₂ dari listrik dan transportasi meningkatkan kontribusi pemanasan global - Proses penyulingan minyak bumi menghasilkan GHG cukup besar |
| Human Toxicity | - Bahan kimia surfaktan (SLS/SLES) - Pewangi sintetis - Limbah cair hasil pencucian tangki produksi |
- Potensi iritasi kulit & gangguan kesehatan jika residu bahan kimia masuk ke air limbah - Zat surfaktan dapat mencemari sumber air dan mempengaruhi kesehatan manusia |
| Resource Depletion | - Plastik pouch berbahan minyak bumi - Energi listrik dari sumber fosil - Bahan bakar transportasi |
- Penggunaan minyak bumi untuk plastik dan surfaktan menyebabkan berkurangnya sumber daya tidak terbarukan - Konsumsi energi fosil mengurangi cadangan alam |
Tugas Mandiri 06 - Observasi Produk dan Analisis Input-Output Berdasarkan ISO 14040
Observasi Produk dan Analisis Input-Output Berdasarkan ISO 14040
1. Sumber Primer (ISO 14040)
ISO 14040 menjelaskan empat elemen utama LCA:
1. Goal & Scope Definition (Tujuan dan Lingkup)
• Menjelaskan alasan melakukan LCA, siapa pengguna hasilnya, serta batas sistem.
• Unit fungsional digunakan sebagai dasar perhitungan.
2. Inventory Analysis (LCI)
• Mengumpulkan data input–output pada setiap tahap siklus hidup.
• Contoh: energi, air, bahan baku, emisi, limbah.
3. Impact Assessment (LCIA)
• Mengkategorikan output menjadi potensi dampak lingkungan (CO₂, ekotoksisitas, air limbah)
4. Interpretation
• Menarik kesimpulan, mengidentifikasi tahap paling berdampak.
2. Observasi Produk Nyata
Produk: Sabun Cair
Fungsi Utama: Membersihkan tangan dan tubuh
Unit Produk yang Diamati: 1 pouch isi ulang sabun cair, 400 ml
3. Tabel Input - Output Produksi Sabun Cair
| Tahap Produksi | Input Utama | Output Utama |
|---|---|---|
| Produksi Bahan Baku | Minyak bumi (bahan surfaktan), air, bahan kimia, pewangi | Emisi CO₂, limbah cair kimia, residu proses |
| Proses Manufaktur | Energi listrik, air, mixer industri, bahan surfaktan | Sabun cair, limbah padat, limbah pencucian tangki |
| Pengemasan | Pouch plastik, label, tinta printing | Kemasan sabun, sisa plastik potongan |
| Distribusi | Kendaraan, bahan bakar, logistik gudang | Emisi transportasi (CO₂, NOx) |
| Penggunaan Konsumen | Air untuk mencuci tangan/tubuh | Sabun bekas masuk ke saluran air (greywater) |
| Pembuangan Akhir | Kemasan plastik bekas | Sampah plastik ke TPA / potensi daur ulang |
Tugas Terstruktur 06 - Penerapan Awal Life Cycle Assessment (LCA)
Life Cycle Assessment (LCA) - Botol Plastik PET 600 ml
1. Tujuan Studi
Studi Life Cycle Assessment (LCA) ini bertujuan untuk menilai potensi dampak lingkungan dari penggunaan botol plastik PET sekali pakai yang umum digunakan sebagai wadah air minum rumah tangga. Analisis LCA ini dilakukan untuk memahami kontribusi setiap tahap siklus hidup mulai dari ekstraksi bahan baku hingga pembuangan serta mengidentifikasi peluang pengurangan dampak lingkungan melalui desain ulang produk atau perubahan perilaku konsumsi.
2. Unit Fungsional
“1 liter air minum yang dikonsumsi menggunakan 1 botol plastik PET 600 ml.”
Unit ini dipilih karena mewakili penggunaan aktual di rumah tangga dan dapat digunakan sebagai dasar perbandingan dengan alternatif lain, seperti botol isi ulang atau galon.
3. Lingkup Studi
Jenis Lingkup:
Cradle-to-Grave (mulai dari ekstraksi minyak bumi hingga pembuangan botol setelah digunakan).
- Ekstraksi dan pemrosesan minyak bumi
- Produksi resin PET
- Manufaktur botol PET
- Distribusi dan transportasi
- Penggunaan oleh konsumen
- Pembuangan akhir (TPA, daur ulang)
| Tahap | Input Utama | Output Utama |
|---|---|---|
| Ekstraksi Minyak Bumi | Minyak bumi, energi, air | Emisi CO₂, residu pengeboran |
| Produksi Resin PET | Naphta, panas, listrik | Resin PET, emisi proses |
| Manufaktur Botol PET | Resin PET, listrik, air | Botol PET, limbah padat |
| Distribusi | Bahan bakar (solar/bensin) | Emisi transportasi (CO₂, NOx) |
| Penggunaan Konsumen | Air minum | Botol bekas |
| Pembuangan Akhir | Botol bekas | Sampah plastik / potensi daur ulang |
Tugas Mandiri 05 - Observasi Siklus Hidup Produk Konsumsi
Observasi Siklus Hidup Produk Konsumsi
1. Identifikasi Produk
Nama Produk: Botol Minum Plastik PET 600 ml
Fungsi Utama: Sebagai Wadah Minuman siap konsumsi
Perkiraan Masa Pakai: Sangat singkat biasanya hanya 1 kali penggunaan. dapat dipakai berkali kali oleh konsumen tetapi tidak direkomendasikan.
2. Fase-fase Siklus Hidup Produk
a. Ekstraksi Bahan Baku
- Bahan dasar PET berasal dari minyak bumi.
- Minyak bumi diekstraksi dari tanah melalui proses pengeboran.
- Minyak diproses menjadi naphta, kemudian diolah menjadi monomer PET (polyethylene terephthalate).
b. Proses Produksi
- PET dipolimerisasi menjadi plastik padat.
- Dibentuk menjadi preform (tabung kecil).
- Preform dipanaskan dan diblow molding menjadi botol.
- Botol diberi label dan diisi minuman di pabrik.
c. Distribusi dan Transportasi
- Botol dalam kemasan dus atau plastik shrink dikirim ke distributor.
- Transportasi menggunakan truk diesel.
- Dari distributor dikirim ke toko/warung/supermarket.
- Dibeli oleh konsumen sebagai minuman siap minum.
- Umumnya dikonsumsi sekali dan langsung dibuang.
- Beberapa konsumen menggunakannya ulang untuk isi ulang air minum.
- Sebagian botol masuk ke tempat sampah dan berakhir di TPA.
- Sebagian kecil (±20%) berhasil didaur ulang menjadi serat polyester, botol baru, atau material industri.
- Sebagian menjadi sampah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
- Konsumsi energi tinggi untuk pengeboran dan penyulingan.
- Emisi gas rumah kaca (GHG) dari proses pengolahan minyak.
- Potensi pencemaran tanah dan laut jika terjadi kebocoran minyak.
- Penggunaan sumber daya tidak terbarukan.
- Konsumsi listrik dan panas cukup besar untuk polimerisasi dan blow molding.
- Menghasilkan emisi CO₂ dari operasi pabrik.
- Potensi limbah cair industri (deterjen pencuci, pewarna).
- Pemborosan plastik jika ada produk cacat.
- Emisi CO₂ dari truk pengangkut.
- Konsumsi bahan bakar fosil.
- Semakin jauh jarak distribusi, semakin besar dampaknya.
- Tidak membutuhkan energi tambahan.
- Dampak utamanya berasal dari singkatnya masa pakai sehingga menghasilkan banyak limbah.
- Potensi reuse ada, tetapi kecil.
- Jika masuk TPA → membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
- Jika dibakar → menghasilkan gas beracun dan emisi karbon.
- Jika menjadi sampah liar → mencemari sungai dan laut, berisiko menjadi mikroplastik.
- Daur ulang hanya efektif jika ada pemilahan sampah.
Tugas Terstruktur 05 - Life Cycle Thingking & Analisis Dampak Lingkungan Produksi Konsumsi
Life Cycle Thingking & Analisis Dampak Lingkungan Produksi Konsumsi
-
Abstrak Tulisan ini merupakan refleksi kritis terhadap klaim keberlanjutan dalam praktik produksi modern. Di satu sisi, perkembangan tekno...
-
JURNAL 21 A critical review on the environmental impact of manufacturing: a holistic perspective — The International Journal of Advanced ...
-
Pengamatan Sistem Industri, Teknologi dan Dampaknya terhadap Minimarket Modern di Lingkungan Perkotaan Sebagai bagian dari refleksi awal dal...